Festival Tlatah Bocah XI di Dusun Ngandong, Kabupaten Magelang pada Sabtu-Minggu, (9-10/9) menampilkan berbagai kesenian tradisional dan juga beberapa kegiatan seni kontemporer.

Festival Tlatah Bocah, Edukasi Tepa Selira dalam Gelaran Budaya

Oleh: Lamia Damayanti Putri Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada Tepa Selira menjadi tema utama dalam gelaran Festival Tlatah Bocah XI di Dusun Ngandong, Kabupaten Magelang pada Sabtu-Minggu, (9-10/9). Tema tersebut diangkat untuk merespons perubahan perilaku anak-anak di era digital. Beragam kegiatan seperti pertunjukan seni tradisi, orasi budaya dan pameran menjadi media kampanye hak-hak anak[…]

Jalan Panjang Memperjuangkan Hak Atas Informasi

Tidak semua pihak bisa menerima asas keterbukaan informasi. Tak jarang, upaya warga untuk memperoleh informasi harus melalui proses rumit, bahkan memakan waktu yang panjang. Kematian anak-anak yang menjadi korban tenggelam di lubang bekas galian tambang di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) memunculkan berbagai pertanyaan. Pasalnya, lubang bekas galian tambang tersebut terletak di sekitar kawasan pemukiman. Selain[…]

Menggagas Konten Berkualitas untuk Media Komunitas

Kemampuan memproduksi konten informasi yang menarik, relevan, serta beragam merupakan salah satu tantangan bagi penggiat media komunitas. Perkembangan teknologi di era digital memungkinkan pegiat media komunitas untuk menyajikan kontennya dalam lebih dari satu platform. Dalam sebuah situs media komunitas, misalnya, tersedia ruang untuk diisi dengan berbagai konten, mulai dari audio (siaran radio streaming), teks, foto,[…]

Pertemuan rutin warga anggota paguyuban Kalijawi

Paguyuban Kalijawi: Saling Dukung dengan Menabung

Berdiri sejak 2012, Kalijawi merupakan paguyuban yang mengajak anggotanya untuk menabung. Anggotanya adalah warga di pinggiran Sungai Gajah Wong dan Winongo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dua sungai tersebut menjadi asal nama dari paguyuban ini: “Kali” yang artinya sungai, “Ja” dari kata Gajah Wong, dan “Wi”dari kata Winongo. Siang yang terik di bulan April itu,[…]

Warta Desa, “Rumah Baru” Penggiat Media Komunitas di Pekalongan

Oleh : Buono Penggiat Media Komunitas di Pekalongan Wadah untuk menyuarakan aspirasi bagi warga Pekalongan masih minim. Minat warga untuk menceritakan apa yang terjadi di lingkungan sekitar juga masih rendah. Pun, ketika warga menyampaikan uneg-uneg mereka di koran maupun di website resmi Kabupaten Pekalongan, lebih banyak yang tidak ditanggapi daripada yang diselesaikan. Berawal dari kondisi[…]

Merintis Kajian Media Komunitas di Indonesia

Oleh : Ibnu Hajjar* “Sulit sekali mendapat literatur tentang media-media komunitas di Indonesia. Padahal, literatur tentang media komunitas di negara-negara lain sudah sangat banyak.”(Idha Saraswati) Langkanya literatur tentang media komunitas di Indonesia di atas menjadi pendorong Idha untuk menggarap buku tentang studi kasus lima media komunitas dari beberapa daerah di Indonesia. Selain Idha, ada tiga[…]

Tugas Ganda Penggiat Media Komunitas

Oleh : Ahmad Rofahan* Dulu, saat baru berkecimpung di media komunitas, tantangan terberat adalah, bagaimana bisa memberikan informasi yang berimbang kepada masyarakat. Selain itu, bagaimana memenuhi informasi masyarakat dan bagaimana agar masyarakat tidak hanya bergantung pada media arus utama juga menjadi tantangan yang berat. Poin terakhir memang menjadi sebuah tantangan yang cukup berat dirasakan oleh[…]

Media Komunitas di Australia : Mendorong Keragaman dan Kerukunan melalui Media Komunitas

Oleh : D. Kristina Bastaja Volunteer Scoope Global Australia di CRI Semangat media komunitas adalah media untuk dan oleh warga. Media komunitas di Australia dianggap sebagai salah satu contoh paling sukses media akar rumput di dunia. Ada lebih dari 500 layanan yang dimiliki media-media komunitas di Australia. Layanan-layanan itu disediakan oleh 444 organisasi independen milik[…]

Kelola Sampah Wisata, Cegah Kerusakan Lingkungan

Oleh : Apriliana Susanti Staf Publikasi CRI Di balik keindahan setiap destinasi wisata, ada jejak muram bagi lingkungan sekitarnya, yakni sampah. Sampah yang menjadi salah satu permasalahan terbesar dalam setiap kegiatan pariwisata belum menjadi perhatian mayoritas pengelola wisata di Indonesia saat ini. Pengelola wisata lebih berfokus pada bagaimana mendatangkan sebanyak-banyaknya wisatawan untuk mengejar hasil ekonomi[…]

Pariwisata Berbasis Masyarakat di Nglanggeran : Pemberdayaan Warga untuk Pariwisata yang Berkelanjutan

Oleh : Apriliana Susanti Staf Publikasi CRI Lebih dari 600 warga Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul DI Yogyakarta berkumpul di lapangan desa pada Sabtu siang yang terik,(17/9). Dalam balutan kebaya, surjan, dan kostum tradisional beraneka warna, mereka menyemarakkan kirab tahunan dalam rangkaian ritual bersih desa atau rasulan. Mulai dari anak-anak hingga para orang tua berpartisipasi dalam[…]

Festival Wai Humba : Parade Komunitas Lokal Tolak Tambang!

Oleh: Andrew Dananjaya Festival Wai Humba merupakan aksi budaya komunitas lokal untuk menolak masuknya korporasi pertambangan ke tanah Sumba. Digagas oleh kolaborasi kerja organisasi masyarakat sipil (Yayasan Sosial Donders, Satu Visi, Satunama, dan Komnas HAM),  festival ini dihadiri sekitar 300 orang dari berbagai desa di Sumba Barat Daya, Tengah, Barat hingga Timur. CRI turut hadir[…]

Desaku yang Subur, Desaku yang Terlupakan

Oleh: Rahma Maliana * Tanah bertuah negeri beradat.  Itulah slogan dari Kabupaten Serdang Bedagai, sebuah kabupaten  di Provinsi Sumatera Utara. Meski menjadi penghasil padi dan kaya akan wisata pantai,  tidak serta merta menjadikan desa-desa di kabupaten ini dilirik pemerintah. Cinta Air adalah salah satu desa di Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai. Kontras dengan namanya, Desa Cinta[…]