Pariwisata Berbasis Masyarakat di Nglanggeran : Pemberdayaan Warga untuk Pariwisata yang Berkelanjutan

Oleh : Apriliana Susanti Staf Publikasi CRI Lebih dari 600 warga Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul DI Yogyakarta berkumpul di lapangan desa pada Sabtu siang yang terik,(17/9). Dalam balutan kebaya, surjan, dan kostum tradisional beraneka warna, mereka menyemarakkan kirab tahunan dalam rangkaian ritual bersih desa atau rasulan. Mulai dari anak-anak hingga para orang tua berpartisipasi dalam[…]

Dilema antara Pertanian dan Pariwisata

Oleh : Ferdhi F. Putra Staf Unit Pengelolaan Informasi CRI Pemerintah Indonesia kian serius menggenjot pendapatan dari sektor pariwisata. Sejak akhir 2015 lalu, pemerintah mencanangkan program 10 Destinasi Pariwisata Prioritas. Kesepuluh destinasi tersebut yakni, Borobudur (Jawa Tengah), Labuan Bajo (NTT), Mandalika (NTB), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Kepulauan Seribu (Jakarta), Danau Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara),[…]

Pariwisata Berbasis Masyarakat yang Berkelanjutan : Pariwisata oleh, dari dan untuk Masyarakat

Oleh : Prof. Dr. M. Baiquni, M.A. * Ketua Magister dan Doktor Pariwisata, Sekolah  Pascasarjana Universitas Gadjah Mada infografis-halaman-14 Community Bassed Tourism (CBT) adalah bentuk pariwisata berbasis masyarakat yang kini marak berkembang di Yogyakarta, Bali dan destinasi pariwisata lainnya. Pariwisata berbasis masyarakat ini tak lepas dari dinamika dasar basis masyarakat yang kohesif dan memiliki struktur[…]

Edisi 66 : Dua Sisi Pariwisata Berbasis Komunitas

Beberapa bulan lalu, seorang warga Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat menulis status di media sosial. Dalam status itu, ia meratapi nasib sebagian besar warga Lombok yang menjadi penonton di tengah hiruk pikuk perkembangan pariwisata di pulau yang memiliki banyak pantai indah itu. Status itu dibagikan banyak orang, khususnya sesama warga Lombok. Di seberang barat Pulau[…]