Setelah Dihantam Gempa, Radio Komunitas Angkringan FM Mengudara Kembali

Oleh Rohman

Gempa yang melanda Kota Yogyakarta 27 Mei 2006 telah merusak Radio Komunitas Angkringan FM di Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Para kru Angkringan pun menjadi korban bencana. Rumah mereka banyakyang runtuh, rata dengan tanah. Jasuadi, salah satu kru Angkringan kehilangan ayah dan adiknya dalam bencana alam ini. Namun kepedihan yang dirasakan oleh kru Angkringan tidak serta merta mematikan semangat mereka. Justru dalam kondisi darurat ini, kru Angkringan sadar betapa pentingnya radio sebagai sarana informasi bagi warga korban bencana. Akhirnya pada Rabu, 7 Juni 2006, Radio KomunitasAngkringan FM telah mengudara kembali. Siaran diudarakan dari studio sementara yang bertempat di barak pengungsian Kepek, Timbulharjo. Studio lama di kompleks Balai Desa Timbulharjo mengalami kerusakan lumayan parah, termasuk antena radio yang hampir roboh karena kawat penguat (spanner) tercabut dari pangkalannya. Peralatan siar pun tak luput dari kerusakan. Mixer sempat korsleting akibat terjatuh dari rak penyimpanan dan komputer perlu diinstal ulang.

Seting peralatan dilakukan mulai hari Rabu pukul 12.00 yang dikerjakan oleh kru Angkringan FM sebanyak 3 orang dibantu oleh Nanang dan Inyong sebagai teknisi radio. Stasiun ini memanfaatkan antena vertikal yang disokong tiang bambu setinggi 10 meter yang dipakukan ke sebatang pohon jati di halaman barak pengungsian. Radio Komunitas Angkringan akan mengudara pada frekuensi 107.9 MHz.

Radio Angkringan akan menyiarkan informasi pengungsian, misalnya informasi masalah keamanan dan jadwat jaga malam, distribusi bantuan dan hiburan. Untuk siaran, selain dilakukan oleh kru Angkringan juga melibatkan penduduk yang menempati barak. Barak Kepek yang dimanfaatkan untuk stasiun Angkringan saat ini dihuni oleh sekitar 200 orang setiap barak.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protected with IP Blacklist CloudIP Blacklist Cloud