Sistem Informasi Komunitas Merespon Bencana Lahar Dingin

Setelah melewati fase bahaya primer letusan Gunung Merapi seperti awan panas, lontaran material vulkanik, leleran lava, hujan abu, maka kini masyarakat di bantaran sungai yang berhulu di Merapi dihantui oleh bahaya sekunder, yaitu aliran lahar (lahar dingin). Ancaman ini sungguh berbahaya, terutama di saat musim hujan.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Surono mengungkapkan bahwa akibat letusan Merapi maka kini terdapat material vulkanik yang jumlahnya mencapai 140 juta meter kubik. Saat musim hujan, material ini akan bercampur dengan air dan terbawa ke sungai. Material halus yang bercampur dengan air menyebabkan berat jenis air sungai meningkat dan lebih bertenaga. Akibatnya material di sungai seperti batu besar akan mudah terangkat dan ikut hanyut.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana memperkirakan masih terdapat 90 persen dari 140 juta meter kubik material lahar dingin yang baru akan habis tiga tahun sampai lima tahun ke depan. Itupun dengan asumsi tidak ada terjadi siklus erupsi Merapi 4 tahunan. Kemudian diperkirakan  60 persen material vulkanik akan terus mengalir ke arah barat dan barat daya (Magelang). Sebanyak 40 persen lainnya akan mengalir ke arah selatan—daerah Sleman dan Klaten).

Saat ini, dampak dari lahar dingin telah dirasakan desa-desa yang terletak di dekat sungai-sungai yang berhulu di Merapi. Terutama di Magelang, ada 15 sungai yang beresiko dialiri lahar dingin. Kini dampak dari lahar dingin telah dirasakan warga Magelang, sudah ada 29 jembatan yang putus dan sekitar 11 desa yang berada di dekat sungai berhulu Merapi telah diterjang lahar dingin. Akibatnya banyak rumah rusak, hanyut, tenggelam dan kini terdapat 4,650 pengungsi yang tersebar di 4 kecamatan di Kabupaten Magelang.

Menghadapi bencana sekunder ini, Jaringan Lingkar Informasi  Merapi (JALIN Merapi) tidak tinggal diam. Dengan kolaborasi antara radio komunitas yang ada di Magelang, maka twitter Jalin Merapi tetap menginformasikan kebutuhan pengungsi, kondisi sungai terutama di saat hujan, dan yang terbaru adalah kondisi lalulintas. Kondisi lalulilntas menjadi penting karena jalur Jogjakarta-Magelang seringkali terputus karena banjir lahar dingin tidak hanya melewati sungai tetapi juga menghancurkan badan jalan. Hal ini menyebabkan jalur tersebut putus dan memaksa para pengendara untuk melewati jalur alternatif.  Untuk memperoleh informasi terbaru mengenai keadaan banjir lahar dingin di sungai, maka radio komunitas K Fm memperoleh informasi dari kelompok pemantau sungai yang tersebar di berbagai  titik sungai yang rawan banjir lahar dingin. Informasi dari pemantau sungai diperoleh melalui HT yang juga bisa didengarkan melalui streaming situs Jalin Merapi. Informasi dari lapangan tersebut lalu diperbaharui melalui ruang komunikasi di facebook group. Di ruang tersebutlah terjadi komunikasi antara admin twitter jalin merapi dengan pengelola radio komunitas di lokasi. Setelah seluruh informasi dikemas dalam format twitter, maka setelah itu baru disebarkan melalui twitter.

Untuk mengetahui kondisi terbaru di lokasi yang sering dilanda banjir lahar dingin, yaitu di kawasan Jumoyo, Magelang, maka dipasang CCTV yang dapat diakses melalui situs JALIN Merapi. Kemudian JALIN Merapi juga memberikan dukungan bagi   Radio Komunitas di Jumoyo untuk memberikan peringatan dini bagi warga jika terjadi banjir lahar dingin dari puncak merapi.

Radio Komunitas Lahara FM, Jumoyo
Menanggapi aliran lahar dingin yang telah menenggelamkan banyak desa di Magelang, maka desa yang dekat dengan Bantaran Sungai Putih, yaitu Desa Jumoyo berinisiatif untuk membangun sebuah radio. Radio ini akan memperoleh informasi keadaan sungai dari para pemantau sungai via handy talkie. Kemudian kondisi sungai tersebut akan disiarkan melalui radio untuk memberikan peringatan bagi warga agar siap-siap melakukan evakuasi. Radio tersebut dinama Lahara FM.

Awalnya warga Jumoyo meminjam perangkat peralatan radio. Ketika peralatan tersebut harus dikembalikan, maka  JALIN Merapi meminjamkan  perangkat radio yang saat erupsi merapi digunakan di salah satu titik posko pengungsian.

Radio komunitas sangat penting karena dengan terlalu banyaknya pihak yang berkomunikasi melalui frekuensi  HT, seringkali mengakibatkan kacaunya lalulintas informasi. Agar informasi yang diterima oleh masyarakat tidak menimbulkan kepanikan,maka informasi  yang berasal dari  HT perlu dikelola terlebih dahulu. Akhirnya warga bersama pemerintahan desa sepakat untuk membangun sebuah radio yang bisa memberikan informasi yang lebih akurat.

Pemerintah desa memberikan ruang untuk keberadaan Radio Komunitas Lahara FM. Radio ini memiliki jangkauan 8 km dan bisa didengar oleh warga yang berada di bantaran sungai.  Kini meskipun radio ini sudah bersiaran secara rutin, banyak warga yang belum semuanya memiliki radio karena harta benda mereka banyak tenggelam bersama rumahnya. Namun warga masih bisa mendengarkan dari telepon seluler. Rencananya Radio Lahara FM juga ingin membuat selebaran yang akan disebarkan ke berbagai kendaraan seperti mobil, truk, dan lain-lain. Banjir lahar dingin yang kini sudah merusak badan jalan seringkali ditutup. Untuk itu mereka perlu diberikan informasi mengenai keberadaan Radio Lahara FM. Jika sudah mendekati daerah Jumoyo, mereka bisa menyimak berita dari Radio Lahara untuk mengetahui kondisi lalulintas di sana. Di tengah kerumitan informasi saat bencana, maka peran radio komunitas cukup besar dalam memberikan informasi yang dapat dipercaya untuk warga. (Tulisan oleh Ade Tanesia/Foto: Bambang MBK)

2 thoughts on “Sistem Informasi Komunitas Merespon Bencana Lahar Dingin

  • DearKepada BNPB Jogja, kami mewakili temanb2 ralawen pemantauan sungai bebeng-krasak-putih via komunikasi repeater Jogja Magelang Elektronik 148.970 dup.+850 mohon info bantuan utk peta wil bencana lahar dingin & bilamana memungkinkan mohon rekan BNPB utk menginformasi terkait status merapi via freq. scr periodik.. mekanismenya bagaimana kami menunggu info.Trimakasih..Salam kemanusiaat0mat yd2wku

  • focal point banjir lahar dinign tidak bisa kami upload, karena itu untuk analisis internal dan kesepakatan dengan pihak focal point. jika menginginkan informasi tersebut bisa kami kirimkan via email personal.salam terimakasihPusat Krisis BNPB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protected with IP Blacklist CloudIP Blacklist Cloud