Merajut Semangat Bersama Radio Gapura Klewer Darurat

Seribu satu cara dilakukan untuk membangkitkan kembali semangat para pedagang Pasar Klewer pasca kebakaran, 27 Desember 2014 silam. Salah satunya seperti yang dilakukan Radio Gapura Klewer Darurat, radio kebanggaan Pasar Klewer yang sebelumnya bernama Radio Gapura Klewer. Meski studio dan semua peralatan mereka yang berada di bangunan Pasar Klewer ikut hangus dilalap si jago merah, radio ini telah kembali mengudara menyapa para pedagang di sana.

Mengunjungi studio sementara Radio Gapura Klewer Darurat di Gedung Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Surakarta, (12/3), tim liputan Majalah Kombinasi mendapatkan cerita menarik di balik misi baru mereka kini.

“Jika dulu misi kami lebih banyak memberikan hiburan dan informasi ke pedagang ataupun pengunjung, sekarang ini misi kami adalah menemani mereka untuk berjuang, memberi dukungan agar mereka bangkit lagi,” jelas Lucia Caritas, pengelola senior radio yang mengudara sejak 1990 ini.

Kebakaran yang melanda Pasar Klewer memang menyisakan kehilangan besar bagi para pedagang. Takut akan terjadi kebakaran lagi, mereka kini hanya membawa dagangan mereka dalam jumlah tak sebesar seperti saat sebelum kebakaran. Namun, kehilangan terbesar ternyata justru dialami para buruh gendong, buruh angkut gledeg (troli pengangkut barang), tukang becak, penjual nasi, dan pedagang asongan. Kebakaran telah membuat penghasilan mereka menurun drastis. “Rumiyen sedinten saget angsal setunggalatus ewu, sakniki saget angsal seket mawon sampun paling kathah. (Dulu dalam sehari bisa dapat uang sampai 100 ribu, sekarang dapat 50 ribu saja sudah termasuk banyak),” ungkap Nardi, salah satu buruh gledeg di depan Pagelaran Kraton.

Tak sekedar memotivasi, Lucia dan kawan-kawannya juga memberi informasi lokasi baru para pedagang kepada para pendengar. “Keberadaan pedagang sekarang di mana, dulunya di mana, itu kami infokan secara gratis,” jelas Lucia. Pasca kebakaran, lokasi berjualan para pedagang memang berpencar di beberapa titik seperti Pagelaran Kraton, Pusat Grosir, area Masjid Agung, Alun-Alun Utara, Pasar Cinderamata, hingga di parkiran Batik Trade Center (BTC). Informasi yang disampaikan Radio Gapura Klewer Darurat itu diharapkan akan membantu pembeli untuk menemukan para pedagang Pasar Klewer yang kini telah berpencar itu.

Frekuensi Baru Tantangan Baru
Sebagai radio kabel, jangkauan siar Radio Gapura Klewer Darurat hanya sebatas 500 meter saja. Itupun hanya di seputaran bangunan Pasar Klewer saja. Kini, dengan frekuensi di gelombang FM 107,7 MHZ, radio ini bisa menjangkau hingga Alun-Alun Utara Kraton, Pusat Grosir Solo, Beteng, hingga Pagelaran dan tempat-tempat strategis lain dalam radius 3 kilometer.

Memiliki gelombang frekuensi baru itu bukannya tanpa tantangan. Lucia mengatakan, “Kesulitan radio yang menggunakan frekuensi adalah mereka (pendengar) tetap harus menggunakan pesawat radio. Padahal, tidak semua pedagang punya.” Kebakaran tahun lalu telah menghanguskan semua peralatan Radio Gapura Klewer, termasuk semua speaker yang dipasang di beberapa titik strategis di dalam bangunan pasar. Padahal, lewat speaker itulah siaran Gapura bisa sampai ke telinga para pedagang dan pengunjung Pasar Klewer.

Tiga bulan pasca kebakaran, masih banyak pedagang yang belum mengetahui radio andalan mereka itu telah kembali mengudara. Ketiadaan pesawat radio setiap pedagang membuat informasi yang disampaikan Radio Gapura Klewer Darurat tidak sampai ke telinga mereka. “Kalau dulu memang radio itu non-stop menyiarkan musik dan informasi sekitaran Pasar Klewer. Sekarang saya malah belum pernah dengar kalau sudah siaran lagi ,” kata Imron, salah satu pedagang batik yang memindahkan lokasi dagangannya di Alun-Alun Utara Kraton Surakarta.

Tak kurang akal, tim Radio Gapura Klewer Darurat pun berinisiatif membagikan selebaran kepada para pedagang. Begini bunyi brosurnya:
Kepada para pedagang Pasar Klewer, mohon bisa SMS lokasi kios Anda yang baru dengan GRATIS. Kami akan menyiarkan melalui gelombang FM 107,7 MHZ Darurat Gapura Klewer Radio.
Selebaran itu ternyata cukup membantu meningkatkan interaksi para pedagang dengan Radio Gapura Klewer Darurat. Kini, setiap harinya tak kurang dari 20 pedagang mengirimkan SMS pemberitahuan lokasi baru mereka ke nomor seluler para pengelola radio. Jumlah SMS ini masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sebelum kebakaran. “Kalau dulu SMS request (permintaan) pedagang bisa mencapai ratusan tiap harinya. Sekarang jumlah 15 sampai 20 SMS saja sudah banyak, itu pun sebagian besar pedagang yang di Masjid Kauman yang masih bawa radio. Mereka request setiap hari” ujar Lucia.

Berawal dari Radio Jaringan
Berawal dari anak-anak pedagang yang mengisi waktu di pasar, jaringan radio Pasar Klewer yang menjadi cikal bakal Radio Gapura Klewer mulai mengudara. Saat itu tahun 1979. Jaringan radio ini hanya mengudara saat ada yang mau siaran saja.

Jaringan radio itu sendiri mulai dikelola secara profesional pada tahun 1990 dengan nama Radio Gapura Klewer Promotion Media – yang selanjutnya disebut Radio Gapura Klewer saja. Meski memiliki jangkauan hingga 500 meter, siaran radio ini hanya bisa didengarkan di dalam bangunan pasar saja. Melalui speaker-speaker kecil yang tersambung kabel dan dipasang di beberapa titik strategis, radio ini menghibur dan mengedukasi warga Pasar Klewer sejak pukul 09.00 sampai 16.30 sore. Itulah kenapa radio ini lebih dikenal sebagai radio kabel. “Kami memang sering disebut radio kabel karena tidak mempunyai frekuensi,” tandas Lucia.

Tidak adanya frekuensi yang dimiliki memang membuat radio ini tidak memenuhi syarat sebagai radio komunitas. Namun, meski secara regulasi tidak memenuhi syarat, Radio Gapura Klewer ini ternyata memiliki komunitas yang jelas, yakni para pedagang Pasar Klewer. Tak hanya itu, Radio Gapura Klewer pun menjadi pionir radio pasar di Indonesia. Kini, banyak pasar di Indonesia menerapkan radio pasar untuk menyampaikan informasi yang mengedukasi dan menghibur pedagang pasar.

Sebulan pasca kebakaran pada 27 Desember 2014 lalu, suara merdu Lucia Caritas, Isti Panda, Listia Yana, Peny Mulyawati, dan Retno Madu kembali menyapa para pendengarnya di udara. Kembalinya radio ini tak lepas karena perhatian berbagai pihak. Sebut saja Bakorwil Surakarta yang meminjamkan ruangan untuk siaran dan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Surakarta yang memfasilitasi koordinasi para pihak pasca kebakaran tersebut.

“Ini merupakan wujud dukungan pemerintah kepada Radio Gapura Klewer untuk menjadi semacam crisis center yang bisa menjadi pusat informasi bagi warga Pasar Klewer. Diharapkan, radio darurat ini bisa menghubungkan informasi dari pemerintah ke pedagang dan sebaliknya,” kata Isnan Wiharyanto, selaku Kepala Seksi Pengembangan Informasi dan Komunikasi Dishubkominfo Surakarta, (20/3).

Perhatian tak hanya datang dari kalangan pemerintah kota saja, namun juga dari Combine Resource Institution Yogyakarta, Jaringan Radio Komunitas Indonesia, Forum Pengurangan Resiko Bencana, bahkan para blogger yang tergabung dalam Radio Blogger Indonesia. Bantuan dan perhatian tak sebatas teknis saja, bantuan biaya operasional juga disumbangkan beberapa donatur, meski tentu saja sebagian besar biaya masih memakai sisa dana operasional yang dimiliki radio ini sendiri sebelum kebakaran terjadi.

Radio Darurat untuk Pasar Darurat
Bisa dekat kembali dengan para pedagang seperti saat sebelum kebakaran menjadi harapan Lucia dan kawan-kawannya. Demikian halnya dengan para pedagang yang juga ingin dekat dengan radio teman setia mereka.

“Kami maunya dekat dengan pasar, dekat dengan pedagang agar secara emosional kami bisa lebih baik dalam membuat kalimat dan memberi informasi,” ungkap Lucia yang diamini kawan-kawannya.

Tampaknya, harapan itu akan segera terwujud sebentar lagi. Pasalnya, Pemerintah Kota Solo telah mewacanakan akan memindah Pasar Klewer ke Alun-alun Utara Kraton selama bangunan pasar yang terbakar dibangun kembali dalam 2 tahun ke depan. Sebelum Lebaran, pasar darurat itu diharapkan sudah bisa ditempati para pedagang yang kiosnya terbakar di Pasar Klewer beberapa waktu lalu. Rencananya, pemerintah akan membantu pengadaan speaker-speaker yang di pasang di pasar darurat itu untuk memudahkan para pedagang mendapatkan informasi dari Radio Gapura Klewer.

Apriliana Susanti/Kombinasi Edisi 60 Februari 2015-Merajut Semangat Bersama Radio Darurat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protected with IP Blacklist CloudIP Blacklist Cloud