Library Project dan Perpustakaan Alternatif

Segelas teh hangat untuk pembuka bicara

Kita tidak akan pernah tahu nilai penting kita jika kita tidak bergaul. Itulah yang terlintas dalam perbincangan antarkami di Yayasan Seni Cemeti (YSC), ketika kami berencana menyelenggarakan sebuah aktivitas yang berhubungan dengan perpustakaan kami. Bergerak dalam bidang yang spesifik—yakni pendokumentasian seni rupa kontemporer—maka koleksi dan konsentrasi utama perpustakaan YSC pun adalah bidang seni rupa.

Kekhususan ini menjadi gerbang utama bagi publik pemanfaat perpustakaan YSC: seniman, perupa, wartawan, siswa dan mahasiswa seni, penulis/peneliti seni rupa, kurator, kolektor, dan elemen medan seni rupa lainnya.

Namun kemudian kami mulai digelisahkan oleh masukan (atau bahkan hanya pertanyaan) dari pengunjung perpustakaan kami tentang koleksi di luar bidang kami. Beberapa masukan dan pertanyaan bisa kami tanggapi, misalnya dengan memberikan rekomendasi bagi mereka untuk mengunjungi mitra perpustakaan kami (yang juga ternyata perpustakaan spesifik, sebagaimana halnya YSC).

Dua “kasus” ini saja cukup menggugah kami untuk mencari tahu tentang “rekan-rekan sejawat” yang selama ini tersebar di Yogyakarta dan sekitarnya. Dari sinilah ide Library Project muncul. Setelah melalui proses pemikiran dan perbincangan internal, kami kemudian mengundang rekan kami, Yuli Andari, pustakawan KUNCI Cultural Studies Center, untuk mengembangkan gagasan ini. Dengan suguhan segelas teh hangat sebagai teman berbincang, gagasan ini pun bergulir…

Perpustakaan Alternatif??

Pelabelan kategori ini sejak awal memang menjadi topik yang hangat dibicarakan. Kata alternatif. Tetapi, alternatif dari sisi apa? Alternatif dibandingkan siapa? Perpustakaan lain macam apa yang kita labeli “mainstream”?

Kami lalu mencoba untuk menelisik sifat-sifat khas sebuah perpustakaan alternatif, yakni: bukan perpustakaan formal yang bernaung di bawah lembaga pendidikan atau lembaga pemerintahan/negara; pilihan bidang spesifik yang menjadi landasan kriteria pengoleksian materi perpustakaan; pendanaan operasional yang bersifat terbatas dan swadaya; serta beberapa sifat khas lainnya.

Dengan kekhasan tersebut, beberapa kendala yang kerap dihadapi perpustakaan alternatif adalah keterbatasan finansial, ruang, dan jangkauan. Dengan permasalahan yang kurang lebih serupa, maka jejaring (network) antara perpustakaan alternatif dirasa sudah perlu dibangun agar dapat lahir iklim saling mendukung dan bekerja sama, sehingga akan tercipta perluasan akses jaringan dan kebutuhan informasi yang aktual, serta kemudahan akses bagi pengguna jasa perpustakaan.

Library Project

Awalnya aktivitas ini digagas Yayasan Seni Cemeti (YSC) sebagai upaya untuk memprovokasi pengelola perpustakaan alternatif untuk bisa tetap berkembang seiring dengan misi dan visi mereka, dan selanjutnya dapat lebih dimanfaatkan oleh publik pengguna jasa perpustakaan yang lebih luas, tidak melulu lingkup pergaulan yang selama ini mereka miliki saja.

Lebih jauh lagi, aktivitas ini bermaksud untuk memetakan kendala dan kekuatan perpustakaan-perpustakaan alternatif yang telah kami listing, untuk kemudian kami masukkan dalam sebuah jaringan yang bisa melengkapi satu sama lain.

Library Project yang terselenggara untuk kali pertama ini didukung oleh lebih dari 30 perpustakaan alternatif yang mempunyai kegelisahan yang serupa. Adalah hal yang menarik ketika dalam setiap pertemuan yang diselenggarakan—ditemani oleh segelas teh hangat sebagai teman bicara—selalu muncul gagasan-gagasan dan solusi yang saling membangun.

Sebagai hasil akhir dari Library Project #1 ini, YSC menerbitkan direktori, sebagian besar berisi profil 30 perpustakaan alternatif yang terlibat di Library Project #1. Ke-30 perpustakaan alternatif yang tercantum dalam direktori ini tentu belumlah cukup mewakili tumbuhnya perpustakaan alternatif di Yogyakarta.

Hal ini ditengarai dari respon yang bermunculan pasca kegiatan Library Project #1, yakni kegelisahan dan keinginan untuk turut bergabung dalam jaringan ini. Untuk itu, nantikan Library Project #2, Library Project #3, dan seterusnya; bersama segelas teh hangat di tangan sebagai teman berbincang, berbagi pengalaman, dan mencari lebih banyak teman…

Yayasan Seni Cemeti

Sumber:

http://biblioalternatif.wordpress.com/2008/04/28/library-project-dan-perpustakaan-alternatif/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protected with IP Blacklist CloudIP Blacklist Cloud