Menduniakan Candirejo dengan Flexi?

Oleh Rohman Yuliawan Anda pernah mendengar nama Desa Candirejo? Belum? Kalau Candi Borobudur, tentu sudah kan? Nah, Candirejo sebenarnya terletak hanya tiga kilometer arah tenggara dari candi Budha terbesar di dunia ini. Desa ini pun cukup terkenal sebagai desa wisata minat khusus dengan aneka potensi yang sejak awal tahun 1990-an dikelola secara mandiri oleh warganya.[…]

Radio TERAS 94,80 FM; Dipancarkan Langsung dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Oleh Basri Andang Radio komunitas memang sebuah kekuatan media yang luar biasa. Sifatnya yang cair membuatnya bisa berada di mana saja dan bisa didirikan oleh siapa saja, tanpa pandang bulu. Di Makasar, radio komunitas juga hadir di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) . Melayani beragam kelompok masyarakat yang kegiatan kesehariannya sangat bergantung pada TPAS. Mereka[…]

Dekatkan Layanan Informasi kepada Warga

Oleh Biduk Rokhmani Sungguh, alangkah menyenangkan jika buku dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Apalagi harga buku saat ini cenderung melambung tinggi sehingga masyarakat yang berpenghasilan rendah sulit mendapatkan buku yang berkualitas karena harganya yang relatif mahal.  Kehadiran perpustakaan daerah yang berbiaya rendah belum menjadi solusi terbaik.  Atas dasar kesadaran untuk membuat masyarakat melek baca[…]

Wig dari Desa Karangbanjar

Oleh Rohman Yuliawan Para selebritis yang gemar berganti-ganti wig mungkin akan kegirangan setengah mati jika berkesempatan mengunjungi Desa Karangbanjar, Purbalingga. Apa pasal? Di desa ini, terdapat ratusan rumah tangga yang menekuni keahlian menyusun helai-helai rambut menjadi aneka produk wig, sanggul atau cemara. Belum lagi belasan pabrik besar, tersebar di sekitar Kota Purbalingga, dengan puluhan ribu[…]

Radio Komunitas Indonesia Ikut Lahirkan AMARC Asia Pasific

Oleh Mulya Amri Radio komunitas (rakom) ternyata tidak hanya berurusan dengan masalah-masalah lokal. Buktinya, pada tanggal 24-27 November 2005 yang lalu di Jakarta, paling tidak 25 rakom dari berbagai penjuru di tanah air, dari Nanggroe Aceh Darussalam sampai Papua, turut menentukan sejarah internasional: bersama-sama dengan puluhan rekannya dari negara-negara seperti Nepal, Bangladesh, Filipina, Timor Leste,[…]

Pengusaha Tuntut Buletin Komunitas di Purwakarta

Di masa keterbukaan informasi, kriminalisasi terhadap pekerja pers masih saja terjadi. Setelah gugatan hukum oleh pengusaha Tommy Winata kepada pengelola majalah Tempo, sebuah media besar di Jakarta, kali ini kasus serupa menimpa Khoeruddin Wahyu. Ia bukanlah pengelola media sebesar Tempo, melainkan pemimpin redaksi Wart@ Wanayasa, sebuah buletin komunitas bertiras ratusan eksemplar yang diterbitkan di Kecamatan[…]

Perempuan di Rimba Teknologi Informasi dan Komunikasi

Oleh Ade Tanesia Sierra Leone, Afrika Barat.  Perang yang berkecamuk selama 11 tahun antara pemerintah dengan pemberontak Front Persatuan Revolusioner (RUF) telah menewaskan sekitar 10.000 penduduk dan 2 juta orang telah hidup sebagai pengungsi. Di dunia manapun, wanita dan anak-anak merupakan kaum yang paling menderita akibat perang. Oleh karena itu, setelah terjadi perdamaian di Sierra[…]

Ibu-Ibu Desa Pawenang Belajar Komputer

Oleh Luviana Tidak begitu sulit menemukan letak Desa Pawenang. Setelah berhenti di terminal Cibadak, Sukabumi, kita cukup sekali lagi naik angkutan umum dengan membayar Rp 2.500 Hijaunya tumbuh-tumbuhan dan hamparan padi mewarnai perjalanan. Pawenang memang merupakan daerah hijau karena mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Selebihnyamenjadi buruh pabrik di Sukabumi dan membuka usaha warung kelontong di[…]

Ketika Ibu-ibu Rumah Tangga Jadi Penyiar!

Oleh Biduk Rokhmani Nurma Lianti (38), warga di perumahan Jalan Pelangi, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, tidak pernah membayangkan dirinya akan ‘berkarir’ sebagai penyiar di Radio Mase FM, sebuah radio komunitas (rakom) yang telah berdiri sejak tahun 2002. Walaupun keterlibatan Anti sifatnya hanya sukarela alias tidak digaji, namun di tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga ia[…]

Radio Suara Perempuan di Pariaman

“Mendobrak Adat Jemput Laki-Laki” Oleh Ade Tanesia Sejak lama wanita Minang telah menggunakan kekuatan media untuk memperjuangkan kaum perempuan. Tahun 1912, Rohana Koeddoes, mendirikan surat kabar Soenting Melajoe, yang bertujuan untuk memajukan kaum perempuan di tanah Minangkabau. Hanya berjarak 6 tahun, terbit surat kabar Suara Perempuan dengan editor Sa’adah Alim. Selanjutnya surat kabar Soeara SKIS[…]