Pejabat Malaysia Saja Belajar Cara Mengelola Sampah di Jogja!

Oleh: Daniel Suharta

Hari Sabtu, 2 Oktober 2010 saya mendapat kesempatan untuk mengikuti rombongan tamu dari Malaysia ke beberapa tempat percontohan pengolahan sampah antara lain adalah di :

  1. Desa Wisata Lingkungan Sukunan, Banyuraden Gamping Sleman
  2. Pusat Pengolahan Sampah Mandiri, Perumahan Elite Tirtasani Residence
  3. Bank Sampah Gemah Ripah di desa Badegan, Bantul

1. Desa Wisata Lingkungan  link Di desa Wisata lingkungan yang juga merupakan desa yang menjadi The best Practice tingkat nasional karena dapat mengelola sampah sehingga hampir tak ada bekas sampah sedikitpun yang terbuang tamu dari Malaysia yang dipimpin oleh Presiden Perbadanan (di Indonesia Setingkat Walikota)  Putrajaya Malaysia Tan Sri Samsuddin Osman bermaksud melihat secara langsung bagaimana masyarakat sukunan melakukan pengolahan sampah. Acara dimulai dengan ramah tamah  dengan Warga Sukunan sambil menantikan kedatangan Bupati Sleman Dr. H . Sri Purnomo MSi yang beberapa saat kemudian datang. Setelah bapak Bupati Sleman dipersilahkan duduk; acarapun sambutan-sambutan baik dari Bapak Bupati maupun dari Ketua Rombongan Malaysia  serta penjelasan dari  Bp Iswanto M, Kes selaku penggagas desa Sukunan sebagai Desa Wisata Lingkungan tentang pengolahan sampah di Sukunan serta seksi tanya jawab seputar cara pengolahan sampah; kendala maupun keuntungannya bagi warga sukunan. Disini saya tidak akan menjelaskan secara detail tentang semua sesi tersebut, bila Anda ingin mengetahui secara lebih detail Anda bisa membaca tulisan saya sebelumnya dengan judul Wisata Lingkungan. Namun disini ada beberapa tambahan yang ingin saya sampaikan; bahwa dalam pertemuan tersebut sempat juga dijelaskan mengenai biopori yang kemudian juga dipraktekkan oleh Ketua rombongan dari Malaysia bersama Bupati Sleman. Satu hal lagi, untuk waktu dekat desa sukunan juga akan menambah satu produksi yaitu biogas dari kotoran hewan.

2. Pusat Pengolahan Sampah Mandiri, Perumahan Elite Tirtasani Residence

Di perumahan  Tirtasani Residence ini kalau dilihat secara sekilas kelihatannya tidak ada yang istimewa karena di perumahan elite ini adalah sangat wajar bila masalah sampah bisa diselesaikan hanya dengan uang dan uang untuk mengurus masalah sampah saya yakin buat mereka tidak ada masalah sama sekali; akan tetapi yang patut saya acungi jempol pada pengurus/paguyuban penghuni rumah tersebut adalah walaupun mereka mampu membayar kebersihan di lingkungan mereka dengan uang; akan tetapi mereka sadar bahwa seandainya mereka hanya sekedar membayar untuk kebersihan dilingkungannya akan tetapi sampah hasil buangan rumah tangga mereka dibuang dilain tempat (tempat penampungan) akhirnya juga hanya akan menimbulkan masalah (lagi) kelak di kemudian hari bila tempat penampungan akhirnya semakin menumpuk dan tidak bisa menampung sampah lagi, belum lagi tempat penampungan sampah tersebut juga akan mempengaruhi kesehatan bagi warga sekitar tempat penampungan sampah. Untuk itulah dari kesadaran warga perumahan tersebut, di perumahan tersebut dibuat Pusat Pengolahan Sampah Mandiri yang didalamnya adalah diisi dengan sampah yang telah dipilah sesuai dengan kriteria pemilahan yang benar. Dan dari hasil pemilahan ini seperti yang juga telah saya tulis pada tulisan saya yang berjudul Wisata Lingkungan, sampah tidak lagi menjadi barang yang terbuang tapi bahkan menjadi pemasukan bagi paguyuban tersebut. Dan meskipun bagi warga perumahan (elit) tersebut pemasukan tersebut nilainya tidak seberapa; mereka tetap melakukan pemilahan sampah sesuai standar pemiilahan yang ada. Sekali lagi inilah yang patut kita acungi jempol!!! Di Tirtasani residence ini rombongan tamu dari Malaysia sekedar melihat-lihat sambil mendengar penjelasan dari Ketua Paguyuban; karena di Tirtasani inipun cara pengolahan sampah hampir sama dengan yang di Desa Wisata Lingkungan Sukunan; sebab di Tirtasani ini pencetusnya adalah juga Bp Iswanto.

3. Bank Sampah Gemah Ripah, Jln Urip Sumoharjo RT 12 Badegan Bantul Yogyakarta Berdiri pada tanggal 23 Februari 2008.

Awalnya, agasan ini adalah karena ada sekelompok warga yang tak tahan melihat lingkungannya kotor. Dan dipelopori oleh bapak Bambang Suwerda (41 th), dosen Politeknik Kesehatan Yogyakarta, warga Badegan mendirikan Bengkel Kerja Kesehatan Lingkungan (BKKL) yang terbagi dalam 3 divisi yaitu Bank Sampah Gemah Ripah, daur ulang sampah stereofoam dan daur ulang sampah plastik. Bank Sampah Gemah Ripah adalah merupakan lembaga terorganisir  yang mempunyai struktur manajemen dengan susunan Direktur, wakli direktur. Sekretaris, Bendajara dan coordinator/Teller. Aktivitasnya dijalankan setiap Senin, Rabu dan Jumat Sore mulai jam 16.00 sampai jam 18.00. Pada saat nasabah menyetorkan sampah, nasabah mendapat bukti setoran dari teller berupa buku tabungan/rekening. Namun kalau pada umumnya catatan dalam rekening adalah jumlah setoran uang atau rupiah kalau dalam rekening di Bank Sampah ini adalah jumlah setoran berat sampah dalam satuan kilo; baik itu sampah plastik, sampah botol, sampah kaleng maupun sampah yang lain. Dan agar nominalnya kelihatan besar tabungannya baru dapat diambil setiap 3 bulan sekali. Bagi para nasabah, keberadaan bank sangat membantu. Mereka bisa mendapat penghasilan tambahan sekaligus kebersihan lingkungan sekitar terjaga, paling tidak bisa untuk menambah dana belanja dapur. Oleh karena hal diatas, jelas bapak Bambang kepada rombongan tamu dari Malaysia; bank sampah ini semakin menarik perhatian, bukan hanya didesa tersebut saja melainkan juga sudah sampai ke desa lain yang jumlahnya kian hari kian banyak; baik itu berupa person maupun komunal. Bank sampah tersebut didirikan juga tidak sembarangan; melainkan juga punya visi dan misi, tujuan maupun manfaat pendirian. Dan visi misi tersebut adalah sebagai berikut.

B. Visi dan Misi

1. Visi

Terwujudnya bengkel kerja kesehatan lingkungan, sebagai tempat untuk mengenalkan, mendidik, mempromosikan dan melatih berbagai teKnologi tepat guna bidang Kesehatan Lingkungan kepada masyarakat, mahasiswa, dan pelajar.

2. Misi

a. Memvisualisasikan teknologi tepat guna bidang kesehatan lingkungan kepada masyarakat umum.

b. Meningkatkan jangkauan pelayanan di bidang kesehatan lingkungan kepada masyarakat.

c. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan di masyarakat melalui pengenalan pendidikan, promosi, pelatihan di bidang kesehatan lingkungan.

C. Tujuan

1. Mengenalkan dan mempromosikan berbagai teknologi tepat guna di bidang kesehatan lingkungan

2. Menanamkan pentingnya kesehatan lingkungan kepada masyarakat

3. Menanamkan cinta kepada ilmu kesehatan lingkungan bagi pelajar dan mahasiswa

4. Mendorong peran serta masyarakat dalam meningkatkan kualitas di bidang Kesehatan Lingkungan.

5. Menyediakan tempat atau sarana belajar bagi mahasiswa, pelajar dan masyarakat di bidang kesehatan lingkungan

D. Manfaat

1. Mensuskseskan program Pemerintah menuju Indonesia Sehat 2010.

2. Meningkatkan kreatifitas masyarakat Bantul di bidang kesehatan lingkungan

3. Menambah wawasan dan kesadaran, karena masyarakat dapat belajar tentang berbagai tehnologi tepat guna di bidang kesehatan lingkungan.

4. Meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama dari hasil penjualan produk kesehatan lingkungan

5. Dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di wilayah Bantul

.

Akhirnya usai sudah saya mengikuti kunjungan rombongan dari Malaysia tersebut hanya sayangnya saat sehari sebelumnya rombongan mengadakan kunjungan ke Kodya Yogya saya tidak bisa mengikuti. Setelah sehari mengikuti rombongan dari Malaysia, dalam pengamatan saya, mereka tampak antusias sekali mendengarkan setiap penjelasan; itu terlihat dari apa yang mereka tanggapi dalam setiap penjelasan dengan berbagai pertanyaan yang kritis dan mendalam. Disini saya hanya ingin menggaris bawahi bahwa, Walikota dari Malaysia saja mau bersusah paya datang ke Indonesia untuk mempelajari semua itu untuk kemudian akan mempraktekkannya di negerinya, kenapa kita tidak ? Dan saya tidak akan berbicara masalah klaim mengklaim; tetapi pertanyaan saya adalah bila kita tidak segera mensosialisasikan dan mempraktekkan semua tehnologi yang sudah terbukti sangat berguna bagi kita ini yang juga mampu mengundang para pengambil keputusan negeri tetangga; kita akan segera tertinggal dalam satu masalah lagi! . Salam hangat saya. . Note : Tulisan ini saya persembahkan bagi para kreator yang bisa mengilhami rakyat/penduduk di lingkungannya


Sumber:

http://green.kompasiana.com/group/limbah/2010/10/04/pejabat-malaysia-saja-belajar-cara-mengelola-sampah-di-jogja/

One thought on “Pejabat Malaysia Saja Belajar Cara Mengelola Sampah di Jogja!

  • upaya yg.sgt.bagus dpt mengurangi jumlah sampah ttpi menurut sy masih perlu ada alat pemusnah sampahnya,krn bhn.daurulang ataupun sampah dpt diolah itu hanya sekian persen saja,jadi tetap ada sisa sampah yg.tdk dpt diapa-apakan yg.jelas akan busuk,bau dsb.alat pemusnah sampah silahkan buka teknologitpa.blogspot.com atau inovasi pemusnah sampah dlanggu,alat pemusnah sampah yg.sgt.efektip,praktis,sederhana tanpa bhn.bakar meskipun sampah basah jadi abu,ada minat hub.saya siap.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protected with IP Blacklist CloudIP Blacklist Cloud