Rumah Baca Sangkrah-Basecamp Rumah Baca Sangkrah di Kampung Dadapsari, Surakarta

Warga Berdaya di Ladang Aksara

Oleh: Ibnu Hajjar Al Asqolani, Apriliana Susanti (CRI) Berbekal gerakan literasi, ruang-ruang untuk meningkatkan kualitas hidup menjadi kian terbuka. Bermula dari aksara, warga bisa melangkah menuju kehidupan yang lebih sejahtera. Bau bacin saluran pembuangan tercium ketika memasuki kawasan Kampung Dadapsari, Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah pada Kamis (10/8) sore lalu. Rumah-rumah[…]

OHOL yang dibuat dari ban bekas di salah satu rumah warga di Dusun Kepek. Selain ban bekas, rak OHOL juga dibuat dari papan bekas, bambu, bahkan tali rafia.

Gerakan Literasi dari Warga, untuk Warga

Oleh: Apriliana Susanti, Ibnu Hajjar Al Asqolani (CRI) Literasi lebih dari sekadar membaca buku. Ia juga berarti kemampuan untuk mengolah informasi dan pengetahuan. Kemampuan semacam ini perlu dimiliki warga dalam menjalani hidupnya sehari-hari. Namun, kemampuan itu tidak bisa diperoleh secara instan. Butuh upaya, komitmen dan dorongan kuat untuk melakukannya. Dua komunitas berikut telah bergerak mengajak[…]

Edisi 68: Kita Berhak Tahu

Masih ingatkah Anda dengan dongeng tentang kura-kura yang cerewet? Alkisah pada suatu hari, seekor kura-kura yang banyak bicara bertemu dengan sekawanan burung. Benar saja, seperti nama julukannya, kura-kura itu segera mengajukan banyak pertanyaan kepada para burung. Ia bertanya: Dari mana mereka berasal? Bagaimana suasana di tempat-tempat yang mereka singgahi? Bagaimana rasanya terbang? Daripada kesulitan menjawab[…]

Edisi 67 : Media Komunitas Lawan Hoaks

Baru-baru ini, seorang jurnalis asal Amerika Serikat yang bertugas di China menuliskan refleksinya tentang dampak berita di laman www.theguardian.com. Sebagai jurnalis dengan wilayah liputan internasional, ia merasa tidak lagi merasakan dampak langsung dari hasil liputannya. Dampak liputan itu justru ia temukan dulu, saat ia yang masih berstatus mahasiswa magang di sebuah koran lokal berskala kecil[…]

Edisi 66 : Dua Sisi Pariwisata Berbasis Komunitas

Beberapa bulan lalu, seorang warga Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat menulis status di media sosial. Dalam status itu, ia meratapi nasib sebagian besar warga Lombok yang menjadi penonton di tengah hiruk pikuk perkembangan pariwisata di pulau yang memiliki banyak pantai indah itu. Status itu dibagikan banyak orang, khususnya sesama warga Lombok. Di seberang barat Pulau[…]

Edisi 65 : Cerdas Kelola Informasi Desa Berbasis Kearifan Lokal

Awal Agustus 2016 saya bertemu Takashi Nakagawa, teman lama CRI dari Jepang yang sedang dalam program doktoral di Nanyang Technology University, Singapura. Takashi berkisah bahwa dia masih bertekun di bidang studi linguistik. Selama empat tahun terakhir dia meneliti Bahasa Sangihe, bahasa yang digunakan di kepulauan Sangihe Talaud di utara Sulawesi berbatasan dengan Filipina, untuk bahan[…]

Edisi 64 : Berpikir Global, Bertindak Lokal Ala Komunitas

Perkembangan teknologi komunikasi dan jaman yang serba modern membuat para pengambil kebijakan dan pengu­asa bisnis kelas gurita kerap melupakan kekuatan komunitas ini. Menjejalkan tam­bang di daerah pertanian, membi­arkan stasiun-stasiun televisi menyebar­kan keburukan melalui beragam program siarannya yang mengambil jatah frekuensi publik, hingga membiarkan harga buku menjadi sangat mahal ada­lah segelintir contohnya. Edisi ini menyajikan kemampuan[…]

Edisi 63 : Pengurangan Risiko Bencana

Dalam Buku “Belajar dari Gempa Bumi Besar Jepang Bagian Timur 2011” disebutkan bahwa informasi bencana yang akurat menjadi pijakan yang berharga untuk pengambilan keputusan evakuasi dan penyelamatan. Mereka sangat menganggap serius pengelolaan informasi kebencanaan agar tersampaikan secara tepat, cepat, dan akurat pada publik. Ini dapat dilihat antara lain dari adanya grup kerja khusus dalam struktur[…]